Remote Working Berdampak Positif Terhadap Kesehatan Mental

Remote Working Berdampak Positif Terhadap Kesehatan Mental

Bagikan :


Setelah melalui masa pandemi dua tahun lalu, model kerja di berbagai perusahaan pada beragam sektor industri mulai mengalami perubahan. Sebagian masih mengadopsi gaya kerja baru yang populer pada masa pandemi, yaitu remote working atau bekerja dari luar kantor, baik itu dari rumah (work from home), atau dari tempat lainnya (work from anywhere). Sebagian kantor juga menerapkan hybrid working, artinya dalam kurun waktu satu minggu, ada hari-hari dimana karyawan perlu datang bekerja di kantor, dan beberapa hari lain dapat bekerja dari rumah atau dari mana saja.

Sebuah survei yang dilakukan terhadap 1.140 karyawan dari berbagai sektor industri di sebaran wilayah Indonesia menunjukkan bahwa karyawan cenderung merasa bahagia selama menjalani kebijakan bekerja dari rumah (work from home) di masa pandemi. Studi lain yang dilakukan terhadap 2.912 karyawan di institusi keuangan Belanda, menunjukkan hasil bahwa adopsi gaya kerja baru ditemukan mampu menurunkan tingkat stres pada karyawan di masa sebelum pandemi.

Melihat penelitian di luar negeri yang menunjukkan hasil konsisten dengan penelitian dalam negeri baik pada masa pandemi maupun di luar pandemi, tentu menjadi dasar yang masuk akal bagi banyak perusahaan meneruskan gaya kerja baru berupa remote working sebagai upaya untuk menjaga kesehatan mental karyawan.

Selain memberikan dampak positif, apakah ada dampak lain yang mungkin ditimbulkan dari remote working?

 

Remote Working Berisiko Mengganggu Kesehatan Mental

Mengadopsi remote working memang memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa melakukan lebih banyak hal, tanpa terpotong durasi waktu perjalanan pulang-pergi ke kantor. Bagi yang tinggal dengan anggota keluarga, model kerja ini juga tentu memberikan kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan lebih dekat dengan keluarga.

Pertanyaannya, jika sudah memiliki anak dan saat kita perlu bekerja sementara anak kita juga ada di rumah, apakah ada orang lain yang dapat menjaga dan merawat anak Anda, ataukah Anda semua yang melakukan semua tugasnya, termasuk pekerjaan rumah tangga?

Jika ada orang lain yang membantu, maka probabilitas yang terjadi adalah kehidupan Anda mungkin lebih seimbang (work-life balance). Namun jika Anda bekerja dari rumah sambil merawat anak Anda dan juga mengerjakan tanggung jawab pekerjaan rumah tangga lainnya, yang terjadi kemungkinan besar adalah tercampurnya urusan pekerjaan dan rumah sehingga justru memicu stres dan burnout jika berlangsung lama berbulan-bulan.

Studi lain yang dilakukan kepada para jurnalis di Italia menunjukkan bahwa remote working berhasil menurunkan tingkat stres namun meningkatkan perasaan kesepian, sensitivitas, dan kecemasan. Bahkan lebih jauh, ditemukan bahwa pekerja remote lebih banyak yang mengalami gangguan kesehatan mental dibandingkan dengan para pekerja yang datang ke kantor. Hal ini rentan terjadi kepada para pekerja yang tinggal tidak bersama keluarga dan merasa terisolasi dari lingkungan sosial.

Tidak hanya itu, dampak negatif remote working yang perlu diwaspadai adalah efek kelelahan akibat terus-menerus bekerja menggunakan teknologi, kemudian kurangnya aktivitas bergerak sehari-hari sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik yang lain, serta samarnya batas jam kerja yang dapat berakibat pada overwork serta mengganggu pola tidur.

 

 

Strategi Jaga Kesehatan Mental Saat Remote Working

Berdasarkan dinamika dampak positif dan negatif dari remote working di atas, dapat disimpulkan bahwa model kerja ini tidak diciptakan untuk semua orang. Dibutuhkan keterampilan dalam regulasi diri dan emosi, mengelola waktu dan tugas dengan baik, komunikasi aktif dan asertif sepanjang bekerja, serta dukungan dari lingkungan terdekat (support system) untuk membantu efektivitas bekerja dari rumah sehingga yang didapatkan adalah dampak-dampak positifnya dan bukan justru dampak negatif terhadap kesehatan mental. Sehingga, pesan bagi Anda yang sedang atau akan bekerja dengan sistem remote working, antara lain:

  1. Buatlah perencanaan jadwal kerja harian dan target mingguan dengan waktu kerja yang teratur.
  2. Jaga kesehatan fisik dengan makan teratur dan bergizi seimbang, tidur cukup minimal 7 jam dengan pola yang teratur, serta rutin berolahraga.
  3. Kerjakan hobi, self-care, dan aktivitas lainnya yang membuat Anda bahagia ketika waktu luang seperti sehabis bekerja atau di akhir pekan.
  4. Tetap terkoneksi dengan keluarga dan teman-teman terdekat Anda secara rutin, baik dari jauh maupun dalam interaksi tatap muka.
  5. Buat tempat kerja yang kondusif di rumah, jauh dari berbagai distraksi. Jika sudah punya anak, pikirkan siapa yang akan merawatnya saat Anda bekerja agar produktivitas tetap terjaga.


Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

 

Berbagai sumber